Di Tengah Konflik, Penyerang Inter Milan Mehdi Taremi Terjebak di Iran

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Penyerang Inter Milan Mehdi Taremi terlantar di Iran setelah gagal mendapatkan penerbangan keluar dari negara itu di tengah konflik dengan Israel.
Sumber klub mengatakan kepada Reuters, melaporkan pemain berusia 32 tahun itu akan absen pada Piala Dunia Antarklub. Wilayah udara Iran ditutup setelah Israel melancarkan serangan terhadap target di Iran pada hari Jumat.
Inter Milan harus menghadapi kenyataan pahit menjelang Piala Dunia Antarklub 2025. Mehdi Taremi dipastikan absen dalam seluruh fase grup turnamen yang digelar di Amerika Serikat.
Taremi absen bukan lantaran cedera, melainkan karena Taremi terjebak di Teheran, Iran, akibat situasi geopolitik yang memanas.
Taremi bermain dalam kemenangan Iran 3-0 atas Korea Utara dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Azadi di Teheran minggu lalu.
Inter memulai kampanye Piala Dunia Antarklub mereka pada hari Selasa, menghadapi Monterrey dari Meksiko di Pasadena yang diikuti dua pertandingan di Seattle melawan Urawa Red Diamonds dari Jepang dan River Plate dari Argentina.
Taremi membuat 43 penampilan di semua kompetisi untuk Inter pada musim 2024-25, mencetak tiga gol.
Mehdi Taremi lahir di Bushehr, Iran, pada 18 Juli 1992. Pemain bernomor punggung 9 ini memulai karirnya sebagai junior di Bargh Bushehr pada tahun 2002. Kemudian ia bergeser ke Heyat Bushehr di tahun 2003, lalu Bargh Bushehr tahun 2004.
Pada 13 Juli 2024, Taremi menandatangani kontrak tiga tahun dengan Inter Milan, menjadi pemain Iran pertama dan pemain Asia kedua dalam sejarah klub.
Dalam pertandingan debutnya 17 Juli 2024, ia mencetak dua gol dalam laga persahabatan melawan FC Lugano. Ia melakukan debutnya di tim nasional Iran pada 11 Juni 2015 dalam pertandingan persahabatan melawan Uzbekistan.
Ia menjadi bagian dari skuad Iran untuk Piala Dunia FIFA 2018 dan 2022, dan berhasil mencetak dua gol melawan Inggris di pertandingan pertama fase grup Piala Dunia 2022.
Serangan Israel ke Iran
Iran mengumumkan kematian puluhan orang, termasuk sekelompok pemimpin militer tingkat pertama dan ahli nuklir, dalam serangan besar-besaran yang dilakukan oleh pesawat Israel di berbagai wilayah pada Jumat.
Sedikitnya 86 orang dilaporkan tewas akibat serangan tersebut.
Kantor Berita Fars melaporkan serangan Israel mengakibatkan 78 kematian dan 329 luka-luka di wilayah pemukiman di Provinsi Teheran saja.
Direktur departemen manajemen krisis di kota Tabriz, Iran barat, mengatakan delapan orang tewas dalam serangan Israel di kota tersebut. Media dan saksi Iran melaporkan ledakan di berbagai lokasi, termasuk fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz.
Di antara komandan yang diumumkan kematiannya adalah Komandan Garda Revolusi Iran, Hossein Salami, sejumlah rekan dan pengawalnya, serta Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri.
Sumber Iran melaporkan bahwa serangan Israel mengakibatkan kematian enam ilmuwan nuklir Iran, termasuk Ahmad Reza Zolfaghari, Fereydoun Abbasi-Davani, dan Mohammad Mehdi Tehranchi.
Yan Andri