Home > Mancanegara

Menkes Iran: Ribuan Warga Sipil Terluka Akibat Serangan Israel

Di antara mereka yang tewas di lokasi kejadian seorang wanita hamil.
Ledakan akibat serangan udara Israel di Teheran, Iran, pada Jumat 13 Juni silam.
Ledakan akibat serangan udara Israel di Teheran, Iran, pada Jumat 13 Juni silam.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Menteri Kesehatan Iran, Mohammad Reza Zafarghandi melaporkan bahwa serangan Israel telah menyebabkan sekitar 1.800 warga Iran terluka.

Zafarghandi mengatakan bahwa sekitar 1.800 orang, sebagian besar warga sipil, terluka sejak Israel mulai melancarkan serangan terhadap Iran pada 13 Juni, menukil IRNA, Selasa (17/6/2025).

Selain itu, Menkes Iran Zafarghandi menyampaikan sedikitnya 35 wanita dan 10 anak-anak termasuk di antara mereka tewas dalam serangan Israel terhadap Iran.

Ihwal serangan di Lapangan Quds di Teheran utara, Zafarghandi mengatakan bahwa ledakan tersebut mengakibatkan 59 orang terluka, dengan 12 orang meninggal karena luka-luka mereka.

Di antara mereka yang tewas di lokasi kejadian adalah seorang wanita hamil, imbuhnya.

Ia juga mengatakan 35 wanita dan 10 anak-anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan Israel terhadap Iran.

Penjajah Israel mulai menyerang wilayah Iran, termasuk bangunan tempat tinggal, dalam tindakan agresi yang tidak beralasan pada malam hari tanggal 13 Juni.

Pejabat tinggi militer Iran dibunuh dalam serangan yang ditargetkan. Warga sipil tewas ketika rumah-rumah diserang secara langsung.

Seluruh pusat populasi terkena dampaknya. Tak lama kemudian, Iran memulai serangan balasan jauh di dalam Israel. Serangan itu menghantam Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa, di antara target lainnya, dengan rudal balistik dan pesawat nirawak.

Serangan balasan dari Iran itu membuat warga Israel menghabiskan waktu berhari-hari di tempat perlindungan bom bawah tanah.

Gelombang serangan Iran juga menghantam target-target jauh di dalam Israel. Meski Israel melakukan penyensoran ketat, banyak rekaman rudal Iran yang menghantam target mereka dalam serangan presisi telah muncul. Pejabat Iran mengatakan misi tersebut akan terus berlanjut selama diperlukan.

Hancurkan Kantor Mossad

IRNA juga melaporkan, untuk kali pertama Iran menggunakan rudal jenis baru yang tidak bisa dideteksi saat menghancurkan kantor-kantor intelijen Israel, Mossad. Rudal jenis baru itu sukses menembus sistem pertahanan udara berlapis Israel yang didukung Amerika.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Reza Talaei-Nik mengatakan pada hari Selasa bahwa “Dalam serangan ini, kami mengerahkan rudal yang tidak dapat dilacak atau dicegat.”

Ia menekankan, serangan itu sebagai kejutan bagi musuh, mereka akan menyaksikan lebih banyak lagi.

Talaei-Nik juga menyampaikan, bahwa serangan terbaru militer Iran memastikan rapuhnya Israel, meski selama ini dianggap paling canggih dalam sistem intelijen dan keamanan.

Meski bertahun-tahun membanggakan keunggulan intelijen mereka, pusat keamanan dan intelijen Israel kini telah diserang secara langsung, katanya.

Talaei-Nik mengatakan Israel tidak siap menghadapi perang jangka panjang. Ia meyakini hal itu dari pengalaman-pengalaman sebelumnya.

"Berdasarkan pengalaman selama 75 tahun dan berbagai faktor militer dan non-militer serta pertimbangan strategis lainnya, rezim Zionis tidak dapat bertahan dalam perang yang panjang," ujarnya.

Ia menambahkan angkatan bersenjata Iran telah mendapat suplai senjata dan peralatan canggih sebagai antisipasi serangan zionis.

"Banyak sistem canggih kami bahkan belum dikerahkan," tegas Talaei-Nik.

Sirene di Seluruh Kota di Israel Meraung

Sebelumnya, sekitar 20 rudal yang ditembakkan dari Iran pada hari Selasa memicu sirene di seluruh Israel, termasuk wilayah utara dan selatan, serta Israel tengah, Yerusalem, dan Tepi Barat.

The Jerusalem Post, pada Selasa (17/6/2025), melaporkan serangan langsung terjadi di Israel bagian tengah, tetapi pihak berwenang belum mengonfirmasi hal ini.

Paramedis Magen David Adom dikirim ke lokasi kejadian. Komando Front Dalam Negeri IDF meminta agar masyarakat memasuki ruang terlindungi dan tetap di sana hingga pemberitahuan lebih lanjut, kemudian mencabut pedoman tersebut.

Serangan tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada pembangkit listrik , yang memasok sebagian uap dan listrik yang dibutuhkan untuk operasi grup di seluruh kompleks kilang. Kerusakan tambahan juga dilaporkan.

Fasilitas kilang minyak Haifa ditutup setelah serangan rudal Iran. Perusahaan itu menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan Israel Electric Corporation, yang "segera dimobilisasi," untuk memulihkan pasokan listrik reguler ke kompleks itu secepat mungkin.

Perusahaan penyulingan minyak dan petrokimia saat ini sedang menilai tingkat kerusakan sepenuhnya dan berupaya mengidentifikasi cara paling efektif untuk menangani dampaknya.

Mila

× Image