Home > News

Danantara Konsolidasikan Bisnis BUMN di Dua Sektor Strategis Ini

Melalui konsolidasi ini, Danantara Indonesia menargetkan perampingan jumlah BUMN dari 888 perusahaan menjadi di bawah 200 perusahaan.
Kantor Danantara yang berlokasi di Sentra Mandiri, Jakarta.
Kantor Danantara yang berlokasi di Sentra Mandiri, Jakarta.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing perusahaan BUMN, Danantara akan melakukan konsolidasi bisnis.

Konsolidasi ini dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara di dua sektor sekaligus. Konsolidasi bisnis juga dinilai sebagai langkah konkret memberi nilai tambah signifikan.

Terutama di dua sektor strategis, yakni sektor logistik dan asuransi. Ini disampaikan Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, pada Rabu (18/6/2025).

Dony menilai, dari sektor logistik ada sekitar 18 perusahaan BUMN dengan model bisnis yang serupa namun berkapasitas kecil di sektor tersebut.

Ia menyampaikan perusahaan BUMN sektor logistik tidak ada yang bermain di first mile, namun lebih banyak di last mile dan middle mile, serta secara umum belum cukup kompetitif.

Misalkan, lanjutnya, di logistik ada Angkasa Pura Logistik, Pos Logistik, Kereta Api Logistik.

Lalu, “Pelindo Logistik, Semen Logistik, semua punya,” ujar Dony.

Adapun di sektor asuransi, ia menambahkan, ada sekitar 18 perusahaan BUMN yang juga memiliki skala kecil dan belum kompetitif. Seperti Jasa Raharja punya insurance, lalu Pertamina punya Tugu Insurance. Selanjutnya, BRI punya insurance, BNI punya insurance.

“Tapi tidak cukup size-nya, tidak kompetitif,” imbuhnya.

Untuk itu, Dony berujar, tahap pertama yang dilakukan Danantara Indonesia adalah fundamental business review terhadap perusahaan-perusahaan BUMN terkait.

Tahap selanjutnya business consolidation atau konsolidasi bisnis dengan merampingkan atau melakukan merger terhadap perusahaan-perusahaan BUMN tersebut.

“Kita melakukan pengkonsolidasian daripada bisnis kita. Yang tadinya logistik ada 18 perusahaan, nanti menjadi satu perusahaan logistik yang size-nya cukup besar, kompetitif, mampu bersaing. Kemudian juga memberikan nilai tambah yang signifikan buat Danantara,” ujar Dony.

Melalui konsolidasi ini, Danantara Indonesia menargetkan perampingan jumlah BUMN dari 888 perusahaan menjadi di bawah 200 perusahaan.

Sehingga akan terjadi konsolidasi bisnis dari tadinya 888 perusahaan BUMN, kita harapkan nanti menjadi tinggal di bawah 200 perusahaan yang memang kokoh dan kuat.

Sebelumnya, konsolidasi seperti ini tak dapat dilakukan sebab tidak ada interkorelasi antarperusahaan. Namun kini, dimungkinkan karena Danantara Indonesia pemilik dari perusahaan BUMN tersebut.

Ia mencontohkan, misalkan punya 130 hotel yang tersebar di berbagai macam perusahaan yang juga tidak dikelola secara profesional.

“Nanti kita akan tarik hotel-hotel itu menjadi satu holding hotel. Sehingga kita menjadi operator hotel nomor dua terbesar di Indonesia. Ini sebagai salah satu contoh,” ujar Dony.

Ia menambahkan, tahap pertama telah dijalankan Danantara Indonesia. Untuk tahun 2025, ditargetkan akan dilakukan konsolidasi bisnis terhadap 4–5 sektor industri, termasuk di dalamnya perusahaan BUMN sektor karya.

“Jadi, nanti perusahaan tol ya tol, perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor ya kontraktor. Properti ya properti,” jelasnya. Nantinya akan terjadi proses signifikan dan luar biasa dalam tata kelola perusahaan-perusahaan BUMN ke depan.

Republika

× Image